UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI
INFORMASI
PROPOSAL PENELITIAN :
PENGARUH
MEROKOK BAGI ANAK DIBAWAH UMUR TERHADAP PERILAKU DAN PERGAULAN SEHARI – HARI
Nama
: Resha Permata Sari
NPM
: 17113425
Kelas
: 3KA01
Dosen
: Sangsang Sangabakti
Ditulis Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2
Universitas Gunadarma
2016
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan karya tulis ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "bahaya
merokok", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Pengaruh merokok bagi anak dibawah umur terhadap perilaku dan pergaulan sehari-hari” yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang, khususnya anak anak dibawah umur. Karena salah satu penyakit yang cukup populer, yakni kanker paru - paru yang mudah menyerang para anak-anak dibawah umur. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru pkn yaitu Ibu Nelpaida yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun karya tulis ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Makalah ini memuat tentang “Pengaruh merokok bagi anak dibawah umur terhadap perilaku dan pergaulan sehari-hari” yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang, khususnya anak anak dibawah umur. Karena salah satu penyakit yang cukup populer, yakni kanker paru - paru yang mudah menyerang para anak-anak dibawah umur. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru pkn yaitu Ibu Nelpaida yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun karya tulis ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Pekanbaru
, Januari,2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………….……… 4
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………........ 5
1.3 Tujuan
Penulisan…………………………………………………………….. 6
1.4 Hipotesa…………..………………………………………………………..... 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian & Sejarah
Merokok…...……………………………………………7
2.2 Bahaya Rokok & Dampaknya
…………………………………………………8
2.3 Faktor-Faktor Penyebab Anak Merokok ……………………………………... 10
2.4 Cara Mengatasi & Menghindari Anak dari
Rokok…………………………….12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu
danTempat penelitian ...……………………………….……………….15
3.2 Metode
Penelitian ………………..………………………….….……………..15
3.3 TeknikPengumpulan
Data …………………………………….……………....15
3.4 Metode
Analisis Data………………………………………………………….15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………….....…………………16
4.2 Saran………………………………………………………………….......16
Daftar
Pustaka…………………….……………………………....………………17
PENGARUH MEROKOK BAGI ANAK
DIBAWAH UMUR TERHADAP PERILAKU DAN PERGAULAN SEHARI – HARI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masa anak-anak yaitu masa di
mana terjadinya kelabilan jiwa karena telah memasuki fase dari anak-anak menuju
fase remaja. Pada perkembangan manusia, terdapat tuntutan-tuntutan psikologis
yang harus dipenuhi, jika tidak maka akan menimbulkan dampak yang
berkelanjutan. Anak-anak pun juga seperti itu, jika tuntutan itu tidak
dipenuhi, maka akan menimbulkan dampak yang signifikan dalam perkembangannya
menuju keremajaan.
Kebiasaan merokok telah menjadi
budaya di berbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok di seluruh dunia
ini 47% adalah populasi pria sedangkan 12% adalah populasi wanita dengan
berbagai kategori umur. Berbagai alasan orang merokok beraneka ragam, di
kalangan anak-anak ini adalah faktor gengsi dan agar disebut “jagoan”, malahan
ada satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok
yaitu “ada ayam jago di atas genteng, tidak merokok tidak ganteng”. Adapun
berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok di atas biasanya kalah atau
dibilangin teman-temannya “anak mama”, seandainya beradu argumen dengan pakar
yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok
baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Fenomena
merokok di kalangan anak-anak bukan pemandangan asing lagi. Berdasarkan data
Direktorat Jenderal Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, sebelum tahun
1995 prevalensi anak-anak terhadap rokok hanya tujuh persen. Pada 2010 naik
menjadi 19 persen. 54,1 persen orang di atas usia 15 tahun merokok dan 43,3
persen dari jumlah keseluruhan perokok mulai merokok pada rentang usia 14-19
tahun. Jumlah perokok usia remaja di Indonesia terus meningkat.
Merokok
merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi
masalah nasional, dan bahkan internasional. Hal ini menjadi sulit, karena
berkaitan dengan banyak faktor yang saling memicu, sehingga seolah- olah sudah
menjadi lingkaran setan. Di tinjau dari segi kesehatan, merokok harus dihentikan
karena menyebabkan kanker dan penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan
kematian, oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai usaha pencegahan
sedini mungkin. Terlebih diketahui bahwa sebagian besar perokok adalah
anak-anak dan remaja sehingga perlu adanya pencegahan dini yang dimulai dari
keluarga hingga pihak sekolah.
Berkaitan
dengan fenomena di atas, maka perlu adanya penelitian mengenai perilaku merokok
pada anak-anak agar bisa menambah wawasan tentang perilaku merokok dan cara
menanggulanginya sehingga dapat mencegah timbulnya perilaku merokok pada
anak-anak, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Pengaruh
Rokok Terhadap Perkembangan anak-anak dibawah umur.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa bahaya merokok
bagi anak-anak dari sudut pandang aspek psikologi?
2. Kenapa anak-anak
merokok? Dan faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan anak-anak merokok?
3. Bagaimana cara
mengantisipasi dan mencegah agar anak-anak menjauhi serta terhindar dari bahaya
rokok?
1.3 Tujuan
Penulisan
Karya ilmiah ini bertujuan untuk
:
1.3.1 Untuk mengetahui
pengertian dari rokok
1.3.2 Untuk mengetahui bahaya
& dampak dari merokok
1.3.3 Untuk mengetahui penyebab
merokok bagi anak dibawah umur
1.3.4 Untuk mengetahui tindakan
yang dilakukan oleh
orang tua untuk menghindari anak dari bahayanya rokok
1.4 Hipotesa
Anak-anak dibawah umur merokok
karna mengikut teman supermainan atau teman sekitar rumahnya dan bapak sebagai
sumber anak mengetahui rokok itu
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
& Sejarah Merokok
2.1.1 Definisi
Rokok
Dari
definisi yang saya temukan di blog wikipedia, di sana dikatakan, Rokok adalah
silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm
yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lainnya.
Rokok
biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.
Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai
pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan
jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang
sekali dipatuhi).
2.1.2 Sejarah Awal
Rokok
Rokok
pertama kali digunakan oleh orang-orang dari suku-suku di Amerika,
seperti Indian, Maya, dan Aztec. Rokok pada awalnya berupa
tembakau yang dibakar dan dihisap melalui sebuah pipa. Kegiatan ini awalnya
dilakukan pada saat berkumpulnya beberapa suku untuk mempererat hubungan
antar suku yang berbeda. Namun selain sebagai penguat hubungan antar suku, banyak
juga yang menggunakan tembakau sebagai media pengobatan. Dan suku Indian
menggunakannya sebagai media ritual terhadap dewa-dewa mereka.
Kemudian, pada abad ke-16, saat Christoper Columbus dan rombongan nya
datang ke Benua Amerika, sebagian dari mereka mencoba untuk menghisap tembakau.
Dan akhirnya tertarik untuk membawa budaya menghisap tembaku ini ke benua asal
mereka, yaitu Benua Eropa. Setelah budaya ini dibawa ke Eropa, ada seorang
diplomat Prancis yang tertarik untuk mempopulerkannya ke seluruh Eropa. Dia
lah Jean Nicot, yang kemudian
namanya digunakan sebagai istilah Nikotin.
Kebiasaan merokok pun muncul di kalangan bangsawan Eropa. Namun tidak seperti
suku indian, yang menggunakannya untuk upacara ritual, para bangsawan Eropa
menggunakannya untuk kesenangan belaka.
Kepopuleran nya yang semakin meningkat di Eropa membuat John
Rolfe tertarik
untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius. John Rolfe adalah orang
pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala besar, yang kemudian diikuti
oleh perdagangan dan pengiriman tembakau dari AS ke Eropa. Secara ilmiah, buku
petunjuk bertanam tembakau pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1855.
Setelah itu, pada abad ke-17, Para pedagang dari Spanyol masuk ke Turki, yang merupakan negara Islam. Dan akhirnya kemudian kebiasaan merokok masuk ke negara-negara Islam
Setelah itu, pada abad ke-17, Para pedagang dari Spanyol masuk ke Turki, yang merupakan negara Islam. Dan akhirnya kemudian kebiasaan merokok masuk ke negara-negara Islam
2.2 Bahaya
Rokok & Dampaknya
Dari aspek psikologis, merokok
dapat menimbulkan relaksasi, mengurangi ketegangan, dan melupakan sejenak
masalah yang sedang dihadapi. Hal ini kemudian disadari oleh perokok bahwa ada
kondisi yang menyenangkan yang ditimbulkan dengan merokok. Pada kondisi inilah
timbul hasrat atau keinginan untuk mengulangi perilaku tersebut.
Namun hal ini akan berbeda jika
ternyata sang perokok itu adalah anak-anak. Mengapa demikian? Karena masa
anak-anak adalah masa dimana individu memulai dan mencapai pertumbuhan yang
hampir optimal, dan sangat tidak pantas sekali jika anak-anak bahkan anak di
usia dini sudah melakukan rutinitas negatif tersebut, yaitu merokok. Padahal
pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak adalah masa yang paling
penting dalam rentang kehidupan, karena pertumbuhan dan perkembanggan pada masa
anak-anak akan sangat berpengaruh dan pasti berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan pada masa-masa selanjutnya.
Berikut adalah beberapa bahaya
merokok bagi anak-anak :
1) Masalah dan penyakit
pernapasan; kapasitas
paru-parunya akan berkurang 25 persen serta memiliki risiko terkena bronkitis
dan pneumonia dua kali lebih tinggi.
2) Mengganggu
perkembangan kecerdasan; suatu
penelitian di Italia, menunjukkan, anak-anak yang merokok kemampuan untuk
belajar membacanya lebih lambat dibandingkan anak-anak yang ibunya tidak
merokok. Penelitian lain di Amerika, menunjukkan, anak-anak berumur 11 tahun
yang merokok, kemampuan belajarnya terlambat 6 bulan.
3) Hiperaktif dan cepat
lelah; anak-anak yang merokok akan cenderung lebih aktif dibandingkan anak-anak
lain, disebabkan pengaruh rokok yang memberikan rasa percaya diri yang
berlebihan namun keaktifan tersebut tidak akan bertahan lama karena kapasitas
paru-paru dari anak tersebut akan berkurang seiring kebiasanya merokok sehingga
mengakibatkan dirinya menjadi cepat lelah.
4) Kanker otak 22%
5) Leukemia
6) Jangkitan telinga
7) Sindrom kematian
mendadak
Dari contoh-contah bahaya diatas
sudah jelas bahwa merokok sangat memberikan efek negatif bagi anak-anak baik
dari aspek fisiologis maupun aspek psikologis.
Salah satu contoh kasus yang
belakangan merebak adalah tentang anak yang merokok di usia dininya yaitu pada
kasus kasus Aldi, bocah usia 2,5 tahun asal Musi Banyuasin Sumatera Selatan
yang pandai merokok.
Aldi hidup di lingkungan nelayan
dan tinggal dengan ayahnya yang seorang perokok. Terlebih, lingkungan tempat
tinggalnya membanggakan kemampuan Aldi dalam merokok. Meskipun masih balita,
Aldi mampu menghembuskan asap rokok membentuk lingkaran-lingkaran kecil di
udara.
Karena mendapat perhatian dan
pujian dari lingkungannya itu, Aldi
merasa bangga dan senang melakukan aksinya. Dia mendapat reward, jadi tiap kali
dia merokok dia mendapatkan perhatian lingkungan, itu yang membentuk dia
sebagai perokok.
Selain mencontoh perilaku orang
di sekitarnya, anak juga akan terdorong untuk merokok atas pengaruh iklan.
Menurut kak Seto, iklan rokok yang bebas tampil di Indonesia ini sangat efektif
mengajak anak menjadi perokok pemula.
2.3 Faktor-Faktor
Penyebab Anak Merokok
Berdasarkan hasil survei,
faktor-faktor penyebab kecanduan rokok meliputi :
a. Faktor Sosial
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar,baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya.Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk mencari jati diri mereka.Dengan melihat apa yang dilakukan orang lain dan kadang kala mencoba untuk meniru apa yang dilakukan orang lain.Hal itu merupakan suatu proses yang terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani hidup bersosial.Namun sangat disayangkan, tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang ditiru melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan merokok.
Jika seseorang yang bukan perokok, hidup atau berkerja bersama dengan seorang perokok, secara otomatis salah satunya akan terpengaruh. Mungkin yang bukan perokok mulai mencoba merokok, mungkin juga sebaliknya yang perokok mengurangi konsumsi rokok. Baik disadari maupun tidak disadari, adaptasi tersebut dilakukan untuk berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan berusaha untuk diterima di lingkungan sosial-nya.
b. Kebutuhan Menghisap Dan Mengunyah
Setiap orang memiliki kebutuhan untuk mengisap dan mengunyah. Kebutuhan ini mulai ada sejak kita lahir yaitu kebutuhan untuk minum susu, dan secara berangsur-angsur berkurang dan hilang, tetapi pada beberapa orang masih ada sampai dewasa. Beberapa orang menggunakan rokok atau perangkat merokok dan asap sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ini. Ada hipotesis bahwa kebutuhan ini lebih besar oleh beberapa orang dewasa kemudian oleh orang lain karena kebutuhan ini atau beberapa kebutuhan dasar serupa lainnya, belum sepenuhnya puas pada masa anak-anak.
Jika anda ingin berhenti merokok, maka ganti kebutuhan menghisap rokok dengan cara lain. Misal, diganti dengan permen, atau makanan-makanan ringan untuk dikunyah, ketika keingin merokok muncul. Memang, terlalu banyak mengkonsumsi makanan ringan merupakan salah satu penyebab obesitas. Namun untuk proses awal, cara ini dinilai efektif.
a. Faktor Sosial
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar,baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya.Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk mencari jati diri mereka.Dengan melihat apa yang dilakukan orang lain dan kadang kala mencoba untuk meniru apa yang dilakukan orang lain.Hal itu merupakan suatu proses yang terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani hidup bersosial.Namun sangat disayangkan, tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang ditiru melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan merokok.
Jika seseorang yang bukan perokok, hidup atau berkerja bersama dengan seorang perokok, secara otomatis salah satunya akan terpengaruh. Mungkin yang bukan perokok mulai mencoba merokok, mungkin juga sebaliknya yang perokok mengurangi konsumsi rokok. Baik disadari maupun tidak disadari, adaptasi tersebut dilakukan untuk berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan berusaha untuk diterima di lingkungan sosial-nya.
b. Kebutuhan Menghisap Dan Mengunyah
Setiap orang memiliki kebutuhan untuk mengisap dan mengunyah. Kebutuhan ini mulai ada sejak kita lahir yaitu kebutuhan untuk minum susu, dan secara berangsur-angsur berkurang dan hilang, tetapi pada beberapa orang masih ada sampai dewasa. Beberapa orang menggunakan rokok atau perangkat merokok dan asap sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ini. Ada hipotesis bahwa kebutuhan ini lebih besar oleh beberapa orang dewasa kemudian oleh orang lain karena kebutuhan ini atau beberapa kebutuhan dasar serupa lainnya, belum sepenuhnya puas pada masa anak-anak.
Jika anda ingin berhenti merokok, maka ganti kebutuhan menghisap rokok dengan cara lain. Misal, diganti dengan permen, atau makanan-makanan ringan untuk dikunyah, ketika keingin merokok muncul. Memang, terlalu banyak mengkonsumsi makanan ringan merupakan salah satu penyebab obesitas. Namun untuk proses awal, cara ini dinilai efektif.
c. Respon Mengulang Otomatis
Ketika seseorang telah melakukan sesuatu berkali-kali dan cukup sering, maka akan tercipta pola pengulangan perilaku tertentu secara otomatis. Hal ini terutama berlaku jika tindakan tertentu dilakukan dalam situasi yang tidak menyenangkan, yang memberikan efek membuat seseorang merasa lebih aman dalam kehidupan sehari-hari dan rutinitas.
Seperti pola pengulangan otomatis selalu menjadi komponen dalam kebiasaan merokok. Kalau anda ingin berhenti merokok, anda harus mencari tahu di mana situasi dan lingkungan anda yang biasanya mengambil sebatang rokok. Kemudian cobalah untuk menghindari situasi-situasi atau lingkungan tersebut.
d. Faktor Genetik
Tidak semua orang sangat tergantung pada nikotin. Ada beberapa orang yang lebih mudah kecanduan nikotin daripada yang lain, dengan alasan yang masih susah untuk dipahami. Dan alasan-alasan tersebut diyakini diwariskan dalam kode genetik.
e. Kecanduan Pada Sel Syaraf
Otak secara normal memiliki substansi-substansi yang memberikan efek penenang dan efek rangsangan pada sel-sel saraf, dimana substansi-substansi tersebut bekerja dengan cara menempel pada reseptor-reseptor sel-sel saraf. Dan nikotin memiliki efek yang sama dengan substansi-substansi tersebut terhadap saraf, ketika nikotin menempel pada reseptor-reseptor di sel-sel saraf.
Dengan menempelnya nikotin pada reseptor, maka otak memproduksi dopamin. Dopamin inilah yang memberikan efek menenangkan dan merangsang organ-organ lain, yang memberikan efek menyenangkan dari merokok. Namun, ketika nikotin terus menginduksi pelepasan dopamin, otak secara bertahap mengurangi produksi dopamin ketika nikotin tidak ada, dan otak akan merasakan kebutuhan yang lebih besar terhadap nikotin untuk tetap bekerja normal dan merasa nyaman.
2.4 Cara
Mengatasi & Menghindari Anak dari Rokok
Anak merokok tentu akan tidak
disukai orang tua, namun seringkali orang tua kecolongan anak-anak mereka
merokok di luar pengawasan orang tua, nah bagaimana agar anak anda tidak
menjadi seorang perokok? berikut ada beberapa cara agar anak tidak merokok
Ada beberapa hal yang bisa
dilakukan oleh orang tua, yaitu:
1. Cobalah untuk mendiskusikan
topik yang sensitif dengan cara tidak menakut-nakuti atau
semacam penghakiman.
2. Tekankan pada anak-anak mengenai hal yang benar dan bukan mengenai yang salah, serta kepercayaan diri adalah perlindungan terbaik bagi anak agar terhindar dari tekanan teman sebayanya.
3. Mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas yang melarang untuk merokok.
4. Sangat penting untuk terus berbicara pada anak-anak tentang bahaya penggunaan rokok selama bertahun-tahun.
5. Tanyakan pada anak apa yang menarik dan tidak menarik tentang rokok, usahakan orangtua menjadi pendengar yang sabar.
6. Diskusikan dengan anak tentang cara anak menanggapi tekanan dari teman sebayanya. Mungkin akan sulit untuk mengatakan tidak, tapi cobalah memberikan respons alternatif seperti mengatakan bahwa merokok bisa membuat baju dan napasnya menjadi bau.
7. Mendorong anak untuk meninggalkan teman-temannya yang tidak menghormati alasannya.
8. Jelaskan pada anak bagaimana rokok bisa mengatur hidupnya, seperti bagaimana cara membeli rokok, dari mana anak-anak bisa mendapatkan uang dan hal lainnya.
2. Tekankan pada anak-anak mengenai hal yang benar dan bukan mengenai yang salah, serta kepercayaan diri adalah perlindungan terbaik bagi anak agar terhindar dari tekanan teman sebayanya.
3. Mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas yang melarang untuk merokok.
4. Sangat penting untuk terus berbicara pada anak-anak tentang bahaya penggunaan rokok selama bertahun-tahun.
5. Tanyakan pada anak apa yang menarik dan tidak menarik tentang rokok, usahakan orangtua menjadi pendengar yang sabar.
6. Diskusikan dengan anak tentang cara anak menanggapi tekanan dari teman sebayanya. Mungkin akan sulit untuk mengatakan tidak, tapi cobalah memberikan respons alternatif seperti mengatakan bahwa merokok bisa membuat baju dan napasnya menjadi bau.
7. Mendorong anak untuk meninggalkan teman-temannya yang tidak menghormati alasannya.
8. Jelaskan pada anak bagaimana rokok bisa mengatur hidupnya, seperti bagaimana cara membeli rokok, dari mana anak-anak bisa mendapatkan uang dan hal lainnya.
Namun seringkali orang tua
kecolongan dan menemukan anaknya sudah mulai merokok, misalnya dengan mencium
bau asap dari pakaiannya. Hal pertama yang dilakukan oleh orangtua cobalah
untuk tidak bereaksi berlebihan. Tanyakan padanya apakah ia bergaul dengan
teman-teman yang merokok atau hanya mencobanya saja, karena banyak anak yang
hanya mencoba sekali lalu meninggalkan rokok.
Tapi jika setelah itu muncul
tanda-tanda seperti anak sering batuk, suara serak, bau mulut, rentan terkena
pilek, sesak napas dan seringkali menemukan bau asap di pakaiannya, maka ada
kemungkinan anak sudah mulai terbiasa untuk merokok.
Kondisi ini masih bisa terjadi
karena terkadang pondasi yang baik antara orangtua dan anak tidak cukup untuk
menghentikan anak bereksperimen dengan rokok. Karenanya diperlukan komunikasi
yang intens dan lebih fokus. Berikut ini ada beberapa cara yang bisa membantu,
yaitu:
1. Cobalah untuk meminta anak
mengungkapkan apa yang membuatnya tertarik dengan rokok dan meminta anak untuk
berbicara jujur.
2. Sebagian besar anak tidak bisa menghargai bahwa perilakunya saat ini dapat mempengaruhi kesehatan di masa depan. Untuk itu cobalah berbicara bahwa anak bisa membelikan suatu barang yang lebih berarti dengan uangnya dibandingkan membeli barang yang bisa membuatnya sesak napas, bau mulut dan gigi kuning.
3. Jika anak mengungkapkan bahwa ia bisa berhenti merokok kapanpun ia menginginkannya, maka mintalah anak untuk menghentikan konsumsi makanan favoritnya selama sepekan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak mudah untuk berhenti merokokjikasudahkecanduan.
4. Cobalah untuk tidak mengomel, karena akan semakin sulit untuk membuat anak berhentimerokok.
5. Membantu anak untuk mengembangkan rencananya berhenti merokok serta tidak lupa memberinya pujian saat rencana tersebut berhasil.
6. Jika hal tersebut tidak membantu dan frekuensi anak merokok semakin sering, maka ajaklah ia bertemu dengan dokter untuk merencanakan terapi menghentikan kebiasaan merokoknya.
2. Sebagian besar anak tidak bisa menghargai bahwa perilakunya saat ini dapat mempengaruhi kesehatan di masa depan. Untuk itu cobalah berbicara bahwa anak bisa membelikan suatu barang yang lebih berarti dengan uangnya dibandingkan membeli barang yang bisa membuatnya sesak napas, bau mulut dan gigi kuning.
3. Jika anak mengungkapkan bahwa ia bisa berhenti merokok kapanpun ia menginginkannya, maka mintalah anak untuk menghentikan konsumsi makanan favoritnya selama sepekan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak mudah untuk berhenti merokokjikasudahkecanduan.
4. Cobalah untuk tidak mengomel, karena akan semakin sulit untuk membuat anak berhentimerokok.
5. Membantu anak untuk mengembangkan rencananya berhenti merokok serta tidak lupa memberinya pujian saat rencana tersebut berhasil.
6. Jika hal tersebut tidak membantu dan frekuensi anak merokok semakin sering, maka ajaklah ia bertemu dengan dokter untuk merencanakan terapi menghentikan kebiasaan merokoknya.
BAB
III
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini dilaksanakan pada semeseter 2 dari tanggal 31 Januari 2015.
Penulis mencari sumber yang berasal dari buku di pustaka wilayah Soeman HS dan
pustaka SMAN 1 Pekanbaru.
Berdasarkan
masalah yang diteliti yaitu “PENGARUH MEROKOK BAGI ANAK DIBAWAH UMUR TERHADAP
PERILAKU DAN PERGAULAN SEHARI – HARI
” maka dalam makalah ini penulis menggunakan metode yang bersifat
kajian pustaka atau library research, yaitu penulis mengambil data dan
informasi baik dari koran, buku, internet, maupun sumber data yang lain.
Pengumpulan
data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara kajian pustaka, mengumpulkan
data dari berbagai informasi yang didapat melalui media internet dan buku yang
bersangkutan dengan tema dapat dijadikan sebagai sumber.
3.4 Metode Analisis Data
Menggunakan
kata-kata dan berupa nalar
3.5 Populasi
Adapun
populasinya adalah anak-anak dibawah umur
DAFTAR PUSTAKA
1.
Yusuf , Syamsu LN. M.Pd.2008.Psikologi
Perkembangan Anak & Remaja .Jakarta: Rosda
2.
Hastuti . 2010.Psikologi Perkembangan Anak.Jakarta:keraton
5.
http://azarrd.blogspot.co.id/2015/02/contoh-makalah-tentang-pengaruh-merokok.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar