Jumat, 10 Juni 2016

Proposal Penelitian

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI





PROPOSAL PENELITIAN :
PENGARUH MEROKOK BAGI ANAK DIBAWAH UMUR TERHADAP PERILAKU DAN PERGAULAN SEHARI – HARI


            Nama                          : Resha Permata Sari
            NPM                           : 17113425
            Kelas                           : 3KA01
            Dosen                         : Sangsang Sangabakti








Ditulis Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2
Universitas Gunadarma
2016





KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "bahaya merokok", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Pengaruh merokok bagi anak dibawah umur terhadap perilaku dan pergaulan sehari-hari yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang, khususnya anak anak dibawah umur. Karena salah satu penyakit yang cukup populer, yakni kanker paru - paru yang mudah menyerang para anak-anak dibawah umur. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru pkn yaitu Ibu Nelpaida yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis yang baik dan sesuai kaidah.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun karya tulis ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Pekanbaru , Januari,2015
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..    iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….    iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang……………………………………………………….………    4
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………………........    5
1.3  Tujuan Penulisan……………………………………………………………..    6
1.4  Hipotesa…………..……………………………………………………….....    6
BAB II PEMBAHASAN
2.1    Pengertian & Sejarah Merokok…...……………………………………………7
2.2    Bahaya Rokok & Dampaknya …………………………………………………8
2.3    Faktor-Faktor Penyebab Anak Merokok ……………………………………... 10
2.4    Cara Mengatasi & Menghindari Anak dari Rokok…………………………….12

BAB III METODE PENELITIAN
3.1    Waktu danTempat penelitian ...……………………………….……………….15
3.2    Metode Penelitian ………………..………………………….….……………..15
3.3    TeknikPengumpulan Data …………………………………….……………....15
3.4    Metode Analisis Data………………………………………………………….15
BAB IV PENUTUP
4.1  Kesimpulan………………………………………….....…………………16
4.2  Saran………………………………………………………………….......16
Daftar Pustaka…………………….……………………………....………………17


PENGARUH MEROKOK BAGI ANAK DIBAWAH UMUR TERHADAP PERILAKU DAN PERGAULAN SEHARI – HARI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Masa anak-anak yaitu masa di mana terjadinya kelabilan jiwa karena telah memasuki fase dari anak-anak menuju fase remaja. Pada perkembangan manusia, terdapat tuntutan-tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, jika tidak maka akan menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Anak-anak pun juga seperti itu, jika tuntutan itu tidak dipenuhi, maka akan menimbulkan dampak yang signifikan dalam perkembangannya menuju keremajaan.
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok di seluruh dunia ini 47% adalah populasi pria sedangkan 12% adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Berbagai alasan orang merokok beraneka ragam, di kalangan anak-anak ini adalah faktor gengsi dan agar disebut “jagoan”, malahan ada satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu “ada ayam jago di atas genteng, tidak merokok tidak ganteng”. Adapun berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok di atas biasanya kalah atau dibilangin teman-temannya “anak mama”, seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Fenomena merokok di kalangan anak-anak bukan pemandangan asing lagi. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, sebelum tahun 1995 prevalensi anak-anak terhadap rokok hanya tujuh persen. Pada 2010 naik menjadi 19 persen. 54,1 persen orang di atas usia 15 tahun merokok dan 43,3 persen dari jumlah keseluruhan perokok mulai merokok pada rentang usia 14-19 tahun. Jumlah perokok usia remaja di Indonesia terus meningkat.

Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional. Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor yang saling memicu, sehingga seolah- olah sudah menjadi lingkaran setan. Di tinjau dari segi kesehatan, merokok harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai usaha pencegahan sedini mungkin. Terlebih diketahui bahwa sebagian besar perokok adalah anak-anak dan remaja sehingga perlu adanya pencegahan dini yang dimulai dari keluarga hingga pihak sekolah.

Berkaitan dengan fenomena di atas, maka perlu adanya penelitian mengenai perilaku merokok pada anak-anak agar bisa menambah wawasan tentang perilaku merokok dan cara menanggulanginya sehingga dapat mencegah timbulnya perilaku merokok pada anak-anak, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang  Pengaruh Rokok Terhadap Perkembangan anak-anak dibawah umur.

1.2  Rumusan Masalah
 1.    Apa bahaya merokok bagi anak-anak dari sudut pandang aspek psikologi?
2.    Kenapa anak-anak merokok? Dan faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan anak-anak merokok?
3.    Bagaimana cara mengantisipasi dan mencegah agar anak-anak menjauhi serta terhindar dari bahaya rokok?
1.3  Tujuan Penulisan
Karya ilmiah ini bertujuan untuk :
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari rokok
1.3.2 Untuk mengetahui bahaya & dampak dari merokok
1.3.3 Untuk mengetahui penyebab merokok bagi anak dibawah umur
1.3.4 Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan oleh orang tua untuk menghindari anak dari bahayanya rokok

1.4 Hipotesa
Anak-anak dibawah umur merokok karna mengikut teman supermainan atau teman sekitar rumahnya dan bapak sebagai sumber anak mengetahui rokok itu

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Definisi & Sejarah Merokok

2.1.1        Definisi Rokok
      Dari definisi yang saya temukan di blog wikipedia, di sana dikatakan, Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
       Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya  kanker paru-paru  atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

2.1.2    Sejarah Awal Rokok

      Rokok pertama kali digunakan oleh orang-orang dari suku-suku di Amerika, seperti Indian, Maya, dan Aztec. Rokok pada awalnya berupa tembakau yang dibakar dan dihisap melalui sebuah pipa. Kegiatan ini awalnya dilakukan  pada saat berkumpulnya beberapa suku untuk mempererat hubungan antar suku yang berbeda. Namun selain sebagai penguat hubungan antar suku, banyak juga yang menggunakan tembakau sebagai media pengobatan. Dan suku Indian menggunakannya sebagai media ritual terhadap dewa-dewa mereka.
       Kemudian, pada abad ke-16, saat Christoper Columbus dan rombongan nya datang ke Benua Amerika, sebagian dari mereka mencoba untuk menghisap tembakau. Dan akhirnya tertarik untuk membawa budaya menghisap tembaku ini ke benua asal mereka, yaitu Benua Eropa. Setelah budaya ini dibawa ke Eropa, ada seorang diplomat Prancis yang tertarik untuk mempopulerkannya ke seluruh Eropa. Dia lah Jean Nicot, yang kemudian namanya digunakan sebagai istilah Nikotin. Kebiasaan merokok pun muncul di kalangan bangsawan Eropa. Namun tidak seperti suku indian, yang menggunakannya untuk upacara ritual, para bangsawan Eropa menggunakannya untuk kesenangan belaka.
       Kepopuleran nya yang semakin meningkat di Eropa membuat John Rolfe tertarik untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius. John Rolfe adalah orang pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala besar, yang kemudian diikuti oleh perdagangan dan pengiriman tembakau dari AS ke Eropa. Secara ilmiah, buku petunjuk bertanam tembakau pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1855.
      Setelah itu, pada abad ke-17, Para pedagang dari Spanyol masuk ke Turki, yang merupakan negara Islam. Dan akhirnya kemudian kebiasaan merokok masuk ke negara-negara Islam

2.2    Bahaya Rokok & Dampaknya
Dari aspek psikologis, merokok dapat menimbulkan relaksasi, mengurangi ketegangan, dan melupakan sejenak masalah yang sedang dihadapi. Hal ini kemudian disadari oleh perokok bahwa ada kondisi yang menyenangkan yang ditimbulkan dengan merokok. Pada kondisi inilah timbul hasrat atau keinginan untuk mengulangi perilaku tersebut.
Namun hal ini akan berbeda jika ternyata sang perokok itu adalah anak-anak. Mengapa demikian? Karena masa anak-anak adalah masa dimana individu memulai dan mencapai pertumbuhan yang hampir optimal, dan sangat tidak pantas sekali jika anak-anak bahkan anak di usia dini sudah melakukan rutinitas negatif tersebut, yaitu merokok. Padahal pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak adalah masa yang paling penting dalam rentang kehidupan, karena pertumbuhan dan perkembanggan pada masa anak-anak akan sangat berpengaruh dan pasti berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada masa-masa selanjutnya.
Berikut adalah beberapa bahaya merokok bagi anak-anak :
1)    Masalah dan penyakit pernapasan; kapasitas paru-parunya akan berkurang 25 persen serta memiliki risiko terkena bronkitis dan pneumonia dua kali lebih tinggi.
2)    Mengganggu perkembangan kecerdasan; suatu penelitian di Italia, menunjukkan, anak-anak yang merokok kemampuan untuk belajar membacanya lebih lambat dibandingkan anak-anak yang ibunya tidak merokok. Penelitian lain di Amerika, menunjukkan, anak-anak berumur 11 tahun yang merokok, kemampuan belajarnya terlambat 6 bulan.
3)    Hiperaktif dan cepat lelah; anak-anak yang merokok akan cenderung lebih aktif dibandingkan anak-anak lain, disebabkan pengaruh rokok yang memberikan rasa percaya diri yang berlebihan namun keaktifan tersebut tidak akan bertahan lama karena kapasitas paru-paru dari anak tersebut akan berkurang seiring kebiasanya merokok sehingga mengakibatkan dirinya menjadi cepat lelah.
4)    Kanker otak 22%
5)    Leukemia
6)    Jangkitan telinga
7)    Sindrom kematian mendadak
Dari contoh-contah bahaya diatas sudah jelas bahwa merokok sangat memberikan efek negatif bagi anak-anak baik dari aspek fisiologis maupun aspek psikologis.
Salah satu contoh kasus yang belakangan merebak adalah tentang anak yang merokok di usia dininya yaitu pada kasus kasus Aldi, bocah usia 2,5 tahun asal Musi Banyuasin Sumatera Selatan yang pandai merokok.
Aldi hidup di lingkungan nelayan dan tinggal dengan ayahnya yang seorang perokok. Terlebih, lingkungan tempat tinggalnya membanggakan kemampuan Aldi dalam merokok. Meskipun masih balita, Aldi mampu menghembuskan asap rokok membentuk lingkaran-lingkaran kecil di udara.
Karena mendapat perhatian dan pujian dari lingkungannya itu,  Aldi merasa bangga dan senang melakukan aksinya. Dia mendapat reward, jadi tiap kali dia merokok dia mendapatkan perhatian lingkungan, itu yang membentuk dia sebagai perokok.
Selain mencontoh perilaku orang di sekitarnya, anak juga akan terdorong untuk merokok atas pengaruh iklan. Menurut kak Seto, iklan rokok yang bebas tampil di Indonesia ini sangat efektif mengajak anak menjadi perokok pemula.

2.3  Faktor-Faktor Penyebab Anak Merokok
Berdasarkan hasil survei, faktor-faktor penyebab kecanduan rokok meliputi : 
a. Faktor Sosial
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar,baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya.Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk mencari jati diri mereka.Dengan melihat apa yang dilakukan orang lain dan kadang kala mencoba untuk meniru apa yang dilakukan orang lain.Hal itu merupakan suatu proses yang terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani hidup bersosial.Namun sangat disayangkan, tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang ditiru melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan merokok.

Jika seseorang yang bukan perokok, hidup atau berkerja bersama dengan seorang perokok, secara otomatis salah satunya akan terpengaruh. Mungkin yang bukan perokok mulai mencoba merokok, mungkin juga sebaliknya yang perokok mengurangi konsumsi rokok. Baik disadari maupun tidak disadari, adaptasi tersebut dilakukan untuk berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan berusaha untuk diterima di lingkungan sosial-nya.

b. Kebutuhan Menghisap Dan Mengunyah
Setiap orang memiliki kebutuhan untuk mengisap dan mengunyah. Kebutuhan ini mulai ada sejak kita lahir yaitu kebutuhan untuk minum susu, dan secara berangsur-angsur berkurang dan hilang, tetapi pada beberapa orang masih ada sampai dewasa. Beberapa orang menggunakan rokok atau perangkat merokok dan asap sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ini. Ada hipotesis bahwa kebutuhan ini lebih besar oleh beberapa orang dewasa kemudian oleh orang lain karena kebutuhan ini atau beberapa kebutuhan dasar serupa lainnya, belum sepenuhnya puas pada masa anak-anak.

Jika anda ingin berhenti merokok, maka ganti kebutuhan menghisap rokok dengan cara lain. Misal, diganti dengan permen, atau makanan-makanan ringan untuk dikunyah, ketika keingin merokok muncul. Memang, terlalu banyak mengkonsumsi makanan ringan merupakan salah satu penyebab obesitas. Namun untuk proses awal, cara ini dinilai efektif.

c. Respon Mengulang Otomatis
Ketika seseorang telah melakukan sesuatu berkali-kali dan cukup sering, maka akan tercipta pola pengulangan perilaku tertentu secara otomatis. Hal ini terutama berlaku jika tindakan tertentu dilakukan dalam situasi yang tidak menyenangkan, yang memberikan efek membuat seseorang merasa lebih aman dalam kehidupan sehari-hari dan rutinitas.

Seperti pola pengulangan otomatis selalu menjadi komponen dalam kebiasaan merokok. Kalau anda ingin berhenti merokok, anda harus mencari tahu di mana situasi dan lingkungan anda yang biasanya mengambil sebatang rokok. Kemudian cobalah untuk menghindari situasi-situasi atau lingkungan tersebut.

d. Faktor Genetik
Tidak semua orang sangat tergantung pada nikotin. Ada beberapa orang yang lebih mudah kecanduan nikotin daripada yang lain, dengan alasan yang masih susah untuk dipahami. Dan alasan-alasan tersebut diyakini diwariskan dalam kode genetik.

e. Kecanduan Pada Sel Syaraf
Otak secara normal memiliki substansi-substansi yang memberikan efek penenang dan efek rangsangan pada sel-sel saraf, dimana substansi-substansi tersebut bekerja dengan cara menempel pada reseptor-reseptor sel-sel saraf. Dan nikotin memiliki efek yang sama dengan substansi-substansi tersebut terhadap saraf, ketika nikotin menempel pada reseptor-reseptor di sel-sel saraf.

Dengan menempelnya nikotin pada reseptor, maka otak memproduksi dopamin. Dopamin inilah yang memberikan efek menenangkan dan merangsang organ-organ lain, yang memberikan efek menyenangkan dari merokok. Namun, ketika nikotin terus menginduksi pelepasan dopamin, otak secara bertahap mengurangi produksi dopamin ketika nikotin tidak ada, dan otak akan merasakan kebutuhan yang lebih besar terhadap nikotin untuk tetap bekerja normal dan merasa nyaman.

2.4         Cara Mengatasi & Menghindari Anak dari Rokok
Anak merokok tentu akan tidak disukai orang tua, namun seringkali orang tua kecolongan anak-anak mereka merokok di luar pengawasan orang tua, nah bagaimana agar anak anda tidak menjadi seorang perokok? berikut ada beberapa cara agar anak tidak merokok
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua, yaitu:
1. Cobalah untuk mendiskusikan topik yang sensitif dengan cara tidak   menakut-nakuti atau semacam penghakiman.
2. Tekankan pada anak-anak mengenai hal yang benar dan bukan mengenai yang salah, serta kepercayaan diri adalah perlindungan terbaik bagi anak agar terhindar dari tekanan teman sebayanya.
3. Mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas yang melarang untuk merokok.
4. Sangat penting untuk terus berbicara pada anak-anak tentang bahaya penggunaan rokok selama bertahun-tahun.
5. Tanyakan pada anak apa yang menarik dan tidak menarik tentang rokok, usahakan orangtua menjadi pendengar yang sabar.
6. Diskusikan dengan anak tentang cara anak menanggapi tekanan dari teman sebayanya. Mungkin akan sulit untuk mengatakan tidak, tapi cobalah memberikan respons alternatif seperti mengatakan bahwa merokok bisa membuat baju dan napasnya menjadi bau.
7. Mendorong anak untuk meninggalkan teman-temannya yang tidak menghormati alasannya.
8. Jelaskan pada anak bagaimana rokok bisa mengatur hidupnya, seperti bagaimana cara membeli rokok, dari mana anak-anak bisa mendapatkan uang dan hal lainnya.
Namun seringkali orang tua kecolongan dan menemukan anaknya sudah mulai merokok, misalnya dengan mencium bau asap dari pakaiannya. Hal pertama yang dilakukan oleh orangtua cobalah untuk tidak bereaksi berlebihan. Tanyakan padanya apakah ia bergaul dengan teman-teman yang merokok atau hanya mencobanya saja, karena banyak anak yang hanya mencoba sekali lalu meninggalkan rokok.
Tapi jika setelah itu muncul tanda-tanda seperti anak sering batuk, suara serak, bau mulut, rentan terkena pilek, sesak napas dan seringkali menemukan bau asap di pakaiannya, maka ada kemungkinan anak sudah mulai terbiasa untuk merokok.
Kondisi ini masih bisa terjadi karena terkadang pondasi yang baik antara orangtua dan anak tidak cukup untuk menghentikan anak bereksperimen dengan rokok. Karenanya diperlukan komunikasi yang intens dan lebih fokus. Berikut ini ada beberapa cara yang bisa membantu, yaitu:
1. Cobalah untuk meminta anak mengungkapkan apa yang membuatnya tertarik dengan rokok dan meminta anak untuk berbicara jujur.
2. Sebagian besar anak tidak bisa menghargai bahwa perilakunya saat ini dapat mempengaruhi kesehatan di masa depan. Untuk itu cobalah berbicara bahwa anak bisa membelikan suatu barang yang lebih berarti dengan uangnya dibandingkan membeli barang yang bisa membuatnya sesak napas, bau mulut dan gigi kuning.
3. Jika anak mengungkapkan bahwa ia bisa berhenti merokok kapanpun ia menginginkannya, maka mintalah anak untuk menghentikan konsumsi makanan favoritnya selama sepekan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak mudah untuk berhenti merokokjikasudahkecanduan.
4. Cobalah untuk tidak mengomel, karena akan semakin sulit untuk membuat anak berhentimerokok.
5. Membantu anak untuk mengembangkan rencananya berhenti merokok serta tidak lupa memberinya pujian saat rencana tersebut berhasil.
6. Jika hal tersebut tidak membantu dan frekuensi anak merokok semakin sering, maka ajaklah ia bertemu dengan dokter untuk merencanakan terapi menghentikan kebiasaan merokoknya.



BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada semeseter 2 dari tanggal  31 Januari 2015. Penulis mencari sumber yang berasal dari buku di pustaka wilayah Soeman HS dan pustaka SMAN 1 Pekanbaru.
Berdasarkan masalah yang diteliti yaitu “PENGARUH MEROKOK BAGI ANAK DIBAWAH UMUR TERHADAP PERILAKU DAN PERGAULAN SEHARI – HARI
” maka dalam makalah ini penulis menggunakan metode yang bersifat kajian pustaka atau library research, yaitu penulis mengambil data dan informasi baik dari koran, buku, internet, maupun sumber data yang lain.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara kajian pustaka, mengumpulkan data dari berbagai informasi yang didapat melalui media internet dan buku yang bersangkutan dengan tema dapat dijadikan sebagai sumber.
3.4 Metode Analisis Data
Menggunakan kata-kata dan berupa nalar
3.5 Populasi
Adapun populasinya adalah anak-anak dibawah umur


DAFTAR PUSTAKA

1.      Yusuf , Syamsu LN. M.Pd.2008.Psikologi Perkembangan Anak & Remaja .Jakarta: Rosda
2.      Hastuti . 2010.Psikologi Perkembangan Anak.Jakarta:keraton
5.      http://azarrd.blogspot.co.id/2015/02/contoh-makalah-tentang-pengaruh-merokok.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar