DIKSI
(PILIHAN KATA)
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk
menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan
digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga
meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Fungsi
Diksi :
·
Melambangkan gagasan yang diekspresikan
secara verbal.
·
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang
tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca.
·
Menciptakan komunikasi yang baik dan
benar.
·
Menciptakan suasana yang tepat.
·
Mencegah perbedaan penafsiran.
·
Mencegah salah pemahaman.
·
Mengefektifkan pencapaian target
komunikasi.
Diksi
dan Penerapannya :
·
Ketetapan : Makna, Logika, Sama Maksud
·
Kesesuaian : Cocok dengan konteks sosial
1. Makna
Denotasi dan Konotasi
Makna denotasi adalah kata yang
rujukannya tunggal atau makna kata yang sebenarnya, makna yang tidak memberikan
peluang pada pembaca untuk memberikan makna tambahan. Makna kata denotasi
merujuk pada konsep dasar yang didukung oleh suatu kata.
Contoh lambang atau kata lingkaran
yang secara jelas merujuk pada suatu benda atau konsep yang tunggal. Ketika orang mendengar atau menyebutkan kata
lingkaran lalu merujuk pada berbagai referensi, misalnya lingkaran biru, atau
lingkaran setan atau lingkaran-lingkaran lain sebagai tambahan, maka kata tersebut
mengandung makna konotasi.
Makna konotasi adalah mana yang mengandung
asosiasiasosiasi tambahan.
2. Kata
Umum dan Kata Khusus
Kata umum dibedakan dari kata khusus
berdasarkan ruang ligkupnya. Makin luas
ruang lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya .
Makin umum suatu kata, maka terbuka
kemungkinan salah paham dalam pemaknaan. Makin sempit ruang lingkupnya, makin
khusus sifatnya sehingga makin sedikit kemungkinan terjadinya salah paham dalam
pemaknaan, dan makin mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat.Contoh
kata berjalan perlahan-lahan lebih umum dibanding dengan tertatih-tatih.
3. Jargon
dan Slang
Jargon
merupakan kata-kata teknis yang dipergunakan secara terbatas dalam bidang ilmu,
profesi, atau kelompok tertentu. Kata-kata ini merupakan kata sandi/kode
rahasia untuk kalangan tertentu (dokter, militer, perkumpulan rahasia, ilmuwan,
dan sebagainya): populasi, volume, abses, H₂O,
dan sebagainya.
Contoh Slang: asoy, mana tahan, belum tahu,
dia, dan sebagainya (bersifat sementara).
Contoh Kalimat Diksi
· Sejak
dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan
masyarakat
· Dia
adalah wanita cantik (denotatif)
· Dia
adalah wanita manis (konotatif)
· APBN
RI mengalami kenaikan lima belas persen (kata konkrit)
· Kebenaran
(kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok,
yakni: masalah makna dan relasi makna :
Makna sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu
berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa
kelompok yaitu :
1. Makna Leksikal : makna yang sesuai dengan
referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg
sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya
adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam
kucing).
2. Makna Gramatikal : untuk menyatakan makna-makna atau
nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia,
menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,”
menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”.
3. Makna Referensial dan Nonreferensial : Makna referensial
& nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari
kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar
bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai
referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen.
Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi
(bermakna nonreferensial).
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar