Senin, 26 Oktober 2015

  Contoh-contoh Penggunaan Diksi :
Contoh :
1. Tidak menggunakan pengulangan kata.
Contoh: Rencana yang akan datang, alasannya karena, ramai berbondong-bondong, maju ke depan, mundur ke belakang, peristiwa lalu yang telah dilewati dan sebagainya.
2. Tidak menggunakan anak kalimat
      Bahasa radio adalah bahasa tutur sehari-hari. Dalam berbicara, kita jarang menggunakan anak kalimat. Jika menemukan anak kalimat, pecahlah menjadi beberapa kalimat. Semakin sederhana struktur kalimat, akan semakin baik.
Contoh:
• Bukan: Rumania yang gaungnya mulai tenggelam sejak ditinggalkan Gheorge Hagi, siap mengalahkan tim manapun di Euro 2008 ini.
• Tetapi: Sejak ditinggalkan Gheorge Hagi, gaung Rumania seperti tenggelam. Namun, Rumania tetap bertekad mengalahkan tim manapun di Euro 2008 ini.
Tidak mendahulukan kata kerja.
Contoh:
• Bukan: Menuntut presiden SBY membubarkan Ahmadiyah, demonstran dlm gelombang besar berunjuk rasa di depan Istana Negara.
• Tetapi: Demonstran berunjuk rasa di depan Istana Negara, menuntut pembubaran Ahmadiyah.
Tidak menempatkan “kata kerja penting” di akhir kalimat, karena pembaca berita biasanya menurunkan suaraya di akhir kalimat. Jika hal ini terjadi, maka kata kunci akan menjadi hilang.
Contoh:
• Bukan: Demonstran berunjuk rasa di depan Istana Negara, menuntut Ahmadiyah dibubarkan.
• Tetapi: Demonstran berunjuk rasa di depan Istana Negara, menuntut pembubaran Ahmadiyah.



MACAM-MACAM KALIMAT
1.      Berdasarkan jumlah inti yang membentuk sebuah kalimat
a.       Kalimat Minor
Kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau pusat.
Contoh :
-          Yudi
-          Mustahil
-          Mungkin benar
-          Damai ?
b.      Kalimat Mayor
Kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsure inti.
Contoh :
-          Upaya kearah perdamaian kerap sulit diwujudkan.
-          Keributan bahkan peperangan sering terjadi di beberapa tempat.
-          Apakah nurani sebagian manusia mulai tumpul.
Kalimat kalimat di atas mengandung dua inti kalimat atau lebih (upaya perdamaian sulit, keributan terjadi, nurani manusia tumpul)
2.      Berdasarkan jumlah kontur
a.       Kalimat Minim
Kalimat yang hanya mengandung satu unsur kontur (bagian daria arus ujaran yang diapit dua kesenyapan = /………./).
Contoh :
-          /Damai ?/
-          /Mustahil/
-          /Mana Mungkin/.
b.      Kalimat Panjang
Kalimat yang mengandung lebih dari satu kontur satu unsur.
Contoh :
-          /Kearoganan/ lebih menguasai hati mereka/ daripada, ketulusan cinta kasih/ terhadap sesama manusia./
-          /Mereka tidak perduli peenderitaan anak-anak/, para wanita/, orang tua/, yang menjadi korban kekejaman perang./
3.      Kalimat berdasarkan jumlah inti dan urutan subjek, predikat
a.       Kalimat inti
Kalimat yang terdiri dari dua kata dan keduanya merupakan inti sedangkan urutan fungsi unsur-unsurnya diawali subjek dan diakhiri predikat dan intonasinya netral (bukan perintah ataupun pertanyaan).
Contoh :
-          Adik bernyanyi.
-          Mariska pergi.
-          Pikirannya jenuh.
-          Kemauannya kuarang.
-          Usahanya gagal.
b.      Kalimat luas
Kalimat yang terdiri lebih dari dua kata atau inti sedangkan urutan fungsi unsur-unsurnya diawali subjek dan diakhiri predikat.
Contoh :
-          Kemauannya kurang sekali sehingga ia tidak lulus ujian.
-          Akhirnya usahanya gagal total.
-          Pikirannya sangat jenuh.
-          Mariska tidak akan pergi.
c.       Kalimat tranformasi
Kalimat inti yang sudah mengalami perubahan baik jumlah kata atau inti ataupun urutan subjek-predikatnya.
Contoh :
-          Bernyanyi adik.
-          Pergi Mariska.
-          Jenuh pikirannya.
-          Kurang kemauannya.
-          Usahanya gagal ?
4.      Kalimat berdasarkan jumlah pola kalimat (jumlah unsur subjek dan predikatnya)
a.       Kalimat tunggal
Kalimat yang terdiri atas satu pola kalimat.
Contoh :
-          Pak Tani memberantas hama padi ® S-P-O
-          Hari ini Bapak Camat menghadiri do’a sejuta umat ® K-S-P-O
-          Kebersamaan sangat penting bagi rakyat Indonesia ® S-P-Pel
b.      Kalimat majemuk
Kalimat yang terdiri atas lebih dari satu pola kalimat. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi didalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya.
Kalimat majemuk ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu :
1)      Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas, sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola kalimat yang sudah ada.
Contoh :
-          Pak Tani memberantas hama padi sebelum tanaman padi  banyak yang rusak  S-P-O, S-P
-          Hari ini Bapak Camat menghadiri do’a sejuta umat agar perdamaian di bumi ini tetap terjaga  K-S-P-O, S-Kt-P
-          Kebersamaan sangat penting bagi rakyat Indonesia, agar Negara ini tetap bersatu  S-P-Pel, S-P
-          Akibat virus SARS mewabah, kegiatan pariwisata terganggu  S-P, S-P
Penggunaan kalimat majemuk bertingkat dapat mengguanakan beberapa cara :
a)         Dengan menggunakan kata penghubung antar kalimat seperti di atas. Kata penghubung yang dapat digunakan adalah sebelum, sesudah, agar, supaya, akibat, sebab, jika, kalau, walaupun, bahwa. Kata penghubung ini dapat di letakkan di awal atau tengah kalimat.
b)      Dengan memperluas S, P, O, atau Ket.
2)      Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa kalimat tunggal. Kalimat-kalimat tunggal tersebut bukan merupakan perluasan dari salah satu fungsi kalimat lainnya. Masing-masing kalimat memiliki kedudukan yang sama. Kata pnghubung yang digunakan misalnya, dan, tetapi, melainkan, sedangkan, atau, padahal, lalu.
Kalimat majemuk setara dibagi menjadi 5 bagian :
1.      Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: kalimat yang menggunakan kata penghubung dan
2.      Kalimat Majemuk Setara Penguatan: kalimat yang menggunakan kata penghubung bahkan
3.      Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: kalimat yang menggunakan kata penghubung atau
4.      Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: kalimat yang menggunakan kata penghubung tetapi, sedangkan, melainkan
5.      Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: kalimat yang menggunakan kata penghubung kemudian, lalu, lantas.
Contoh :
-          Ibu tersenyum dan ayah tertawa ® S-P-S-P
-          Asti meletakkan tasnya lalu pergi ke luar kelas ® S-P-S-P-Kt
3)      Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk hasil gabungan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh : proyek itu telah selesai ketika obama berkunjung ke Indonesia dan presiden Soeharto meninggal dunia.
4)      Kalimat majemuk rapatan
Adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek dan predikatnya sama, maka bagian yang sama hanya disebutka sekali.
Contoh :
-          Ibu sedang memasak
-          Ibu sedang menggoreng ikan
-          Ibu sedang mendengarkan radio
Jadi kalimat majemuk rapatannya adalah, Ibu sedang memasak, menggoreng ikan, dan mendengarkan radio.
5.      Kalimat berdasarkan jenis dan bentuk kata kerja serta subjek dan predikatnya
a.       Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan yang mengenai langsung terhadap obyeknya. Ciri-cirinya adalah :
·         Subjek sebagai pelaku yang melakukan pekerjaan
·         Objek sasaran dari subjek
·         Predikat berawalan meng-, me- atau ber-.
Contoh :
-          Saya menulis surat.
-          Pak Ahmad harus memperbaiki rumah.
-          Adik sudah mencuci mobil.

b.      Kalimat pasif
Kalimat Pasif adalah kalimat yang memiliki subjek untuk melakukan pekerjaan dan predikat yang berupa kata kerja. Ciri-cirinya adalah :
·         Subjek menjadi tujuan objek
·         Objek melakukan pekerjaan
·         Predikat berawalan me-, ter-, di-, ter-kan atau tanpa awalan
Contoh :
-          Surat ditulis oleh saya.
-          Danau Toba terletak di Pulau Sumatra.
-          Baju kakak dicuci oleh adik.
  Pola kalimat dasar 
           Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk membuat berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S,P,O,Pel,Ket.
                Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia[2].Keenam tipe kalimat itu tercantum dalam tabel berikut:

Tipe dan fungsi
Subjek
Predikat
Objek
Pelengkap
Keterangan
1.S-P
Orang itu
Saya
sedang tidur
mahasiswa baru
-
-
-
-
-
-
2.S-P-O
Ayahnya
Rani
mengendarai
mendapat
mobil baru
piagam
-
-
-
-
3.S-P-Pel
Beliau

Pancasila
menjadi

merupakan
-
-
ketua koperasi
dasar negara kita
-
-
4.S-P-Ket
Kami
Kecelakaan itu
tinggal
terjadi
-
-
-
-
di Jakarta
tahun 1999
5.S-P-O-Pel
Hasan
Diana
mengirimi
membelikan
ibunya
adiknya
uang
buku tulis
-
-
6.S-P-O-Ket
Pak Bejo
Beliau
menyimpan
memperlakukan
uang
kami
-
-
di bank
dengan baik

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar