Contoh-contoh Penggunaan Diksi :
Contoh :
1. Tidak menggunakan pengulangan kata.
Contoh: Rencana yang akan datang, alasannya karena, ramai berbondong-bondong,
maju ke depan, mundur ke belakang, peristiwa lalu yang telah
dilewati dan sebagainya.
2. Tidak menggunakan anak kalimat
Bahasa radio adalah bahasa tutur
sehari-hari. Dalam berbicara, kita jarang menggunakan anak kalimat. Jika
menemukan anak kalimat, pecahlah menjadi beberapa kalimat. Semakin sederhana
struktur kalimat, akan semakin baik.
Contoh:
• Bukan: Rumania yang gaungnya mulai tenggelam sejak ditinggalkan
Gheorge Hagi, siap mengalahkan tim manapun di Euro 2008 ini.
• Tetapi: Sejak ditinggalkan Gheorge Hagi, gaung Rumania seperti
tenggelam. Namun, Rumania tetap bertekad mengalahkan tim manapun di Euro 2008
ini.
Tidak mendahulukan kata kerja.
Contoh:
• Bukan: Menuntut presiden SBY membubarkan Ahmadiyah, demonstran dlm
gelombang besar berunjuk rasa di depan Istana Negara.
• Tetapi: Demonstran berunjuk rasa di depan Istana Negara, menuntut
pembubaran Ahmadiyah.
Tidak menempatkan “kata kerja penting” di akhir kalimat, karena pembaca
berita biasanya menurunkan suaraya di akhir kalimat. Jika hal ini terjadi, maka
kata kunci akan menjadi hilang.
Contoh:
• Bukan: Demonstran berunjuk rasa di depan Istana Negara, menuntut
Ahmadiyah dibubarkan.
• Tetapi: Demonstran berunjuk rasa di depan Istana Negara, menuntut pembubaran Ahmadiyah.
MACAM-MACAM KALIMAT
1. Berdasarkan
jumlah inti yang membentuk sebuah kalimat
a. Kalimat
Minor
Kalimat yang hanya
mengandung satu unsur inti atau pusat.
Contoh :
- Yudi
- Mustahil
- Mungkin
benar
- Damai
?
b. Kalimat
Mayor
Kalimat yang
sekurang-kurangnya mengandung dua unsure inti.
Contoh :
- Upaya
kearah perdamaian kerap sulit diwujudkan.
- Keributan
bahkan peperangan sering terjadi di beberapa tempat.
- Apakah
nurani sebagian manusia mulai tumpul.
Kalimat kalimat di atas
mengandung dua inti kalimat atau lebih (upaya perdamaian sulit, keributan
terjadi, nurani manusia tumpul)
2. Berdasarkan
jumlah kontur
a. Kalimat
Minim
Kalimat yang hanya
mengandung satu unsur kontur (bagian daria arus ujaran yang diapit dua
kesenyapan = /………./).
Contoh :
- /Damai
?/
- /Mustahil/
- /Mana
Mungkin/.
b. Kalimat
Panjang
Kalimat yang mengandung
lebih dari satu kontur satu unsur.
Contoh :
- /Kearoganan/
lebih menguasai hati mereka/ daripada, ketulusan cinta kasih/ terhadap sesama
manusia./
- /Mereka
tidak perduli peenderitaan anak-anak/, para wanita/, orang tua/, yang menjadi
korban kekejaman perang./
3. Kalimat
berdasarkan jumlah inti dan urutan subjek, predikat
a. Kalimat
inti
Kalimat yang terdiri dari
dua kata dan keduanya merupakan inti sedangkan urutan fungsi unsur-unsurnya
diawali subjek dan diakhiri predikat dan intonasinya netral (bukan perintah
ataupun pertanyaan).
Contoh :
- Adik
bernyanyi.
- Mariska
pergi.
- Pikirannya
jenuh.
- Kemauannya
kuarang.
- Usahanya
gagal.
b. Kalimat
luas
Kalimat yang terdiri lebih
dari dua kata atau inti sedangkan urutan fungsi unsur-unsurnya diawali subjek
dan diakhiri predikat.
Contoh :
- Kemauannya
kurang sekali sehingga ia tidak lulus ujian.
- Akhirnya
usahanya gagal total.
- Pikirannya
sangat jenuh.
- Mariska
tidak akan pergi.
c. Kalimat
tranformasi
Kalimat inti yang sudah
mengalami perubahan baik jumlah kata atau inti ataupun urutan
subjek-predikatnya.
Contoh :
- Bernyanyi
adik.
- Pergi
Mariska.
- Jenuh
pikirannya.
- Kurang
kemauannya.
- Usahanya
gagal ?
4. Kalimat
berdasarkan jumlah pola kalimat (jumlah unsur subjek dan predikatnya)
a. Kalimat
tunggal
Kalimat yang terdiri atas
satu pola kalimat.
Contoh :
- Pak
Tani memberantas hama padi ® S-P-O
- Hari
ini Bapak Camat menghadiri do’a sejuta umat ® K-S-P-O
- Kebersamaan
sangat penting bagi rakyat Indonesia ® S-P-Pel
b. Kalimat
majemuk
Kalimat yang
terdiri atas lebih dari satu pola kalimat. Kalimat majemuk ini terdiri dari
induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat
yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi
didalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat. Setiap kalimat majemuk
mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat
diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya.
Kalimat majemuk ini terbagi
lagi menjadi dua, yaitu :
1) Kalimat
majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat
adalah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas, sehingga perluasan itu
membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola kalimat yang sudah
ada.
Contoh :
- Pak
Tani memberantas hama padi sebelum tanaman padi banyak yang rusak S-P-O,
S-P
- Hari
ini Bapak Camat menghadiri do’a sejuta umat agar perdamaian di bumi ini tetap
terjaga K-S-P-O, S-Kt-P
- Kebersamaan
sangat penting bagi rakyat Indonesia, agar Negara ini tetap bersatu S-P-Pel,
S-P
- Akibat
virus SARS mewabah, kegiatan pariwisata terganggu S-P, S-P
Penggunaan kalimat majemuk
bertingkat dapat mengguanakan beberapa cara :
a) Dengan menggunakan kata penghubung antar
kalimat seperti di atas. Kata penghubung yang dapat digunakan adalah sebelum,
sesudah, agar, supaya, akibat, sebab, jika, kalau, walaupun, bahwa. Kata
penghubung ini dapat di letakkan di awal atau tengah kalimat.
b) Dengan
memperluas S, P, O, atau Ket.
2) Kalimat
majemuk setara
Kalimat majemuk yang
dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa kalimat tunggal. Kalimat-kalimat
tunggal tersebut bukan merupakan perluasan dari salah satu fungsi kalimat
lainnya. Masing-masing kalimat memiliki kedudukan yang sama. Kata pnghubung
yang digunakan misalnya, dan, tetapi, melainkan, sedangkan, atau, padahal,
lalu.
Kalimat majemuk setara
dibagi menjadi 5 bagian :
1. Kalimat
Majemuk Setara Penggabungan: kalimat yang menggunakan kata penghubung dan
2. Kalimat
Majemuk Setara Penguatan: kalimat yang menggunakan kata penghubung bahkan
3. Kalimat
Majemuk Setara Pemilihan: kalimat yang menggunakan kata penghubung atau
4. Kalimat
Majemuk Setara Berlawanan: kalimat yang menggunakan kata penghubung tetapi,
sedangkan, melainkan
5. Kalimat
Majemuk Setara Urutan Waktu: kalimat yang menggunakan kata penghubung kemudian,
lalu, lantas.
Contoh :
- Ibu
tersenyum dan ayah tertawa ® S-P-S-P
- Asti
meletakkan tasnya lalu pergi ke luar kelas ® S-P-S-P-Kt
3) Kalimat
majemuk campuran
Kalimat majemuk hasil
gabungan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh : proyek itu telah
selesai ketika obama berkunjung ke Indonesia dan presiden Soeharto meninggal
dunia.
4) Kalimat
majemuk rapatan
Adalah gabungan beberapa
kalimat tunggal yang karena subjek dan predikatnya sama, maka bagian yang sama
hanya disebutka sekali.
Contoh :
Contoh :
- Ibu
sedang memasak
- Ibu
sedang menggoreng ikan
- Ibu
sedang mendengarkan radio
Jadi kalimat majemuk
rapatannya adalah, Ibu sedang memasak, menggoreng ikan, dan mendengarkan radio.
5. Kalimat
berdasarkan jenis dan bentuk kata kerja serta subjek dan predikatnya
a. Kalimat
aktif
Kalimat
aktif adalah bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan yang
mengenai langsung terhadap obyeknya. Ciri-cirinya adalah :
· Subjek
sebagai pelaku yang melakukan pekerjaan
· Objek
sasaran dari subjek
· Predikat
berawalan meng-, me- atau ber-.
Contoh :
- Saya
menulis surat.
- Pak
Ahmad harus memperbaiki rumah.
- Adik
sudah mencuci mobil.
b. Kalimat
pasif
Kalimat Pasif adalah kalimat
yang memiliki subjek untuk melakukan pekerjaan dan predikat yang berupa kata
kerja. Ciri-cirinya adalah :
· Subjek
menjadi tujuan objek
· Objek
melakukan pekerjaan
· Predikat
berawalan me-, ter-, di-, ter-kan atau tanpa awalan
Contoh :
- Surat
ditulis oleh saya.
- Danau
Toba terletak di Pulau Sumatra.
- Baju
kakak dicuci oleh adik.
Pola kalimat dasar
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk membuat berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S,P,O,Pel,Ket.
Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia[2].Keenam tipe kalimat itu tercantum dalam tabel berikut:
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk membuat berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S,P,O,Pel,Ket.
Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia[2].Keenam tipe kalimat itu tercantum dalam tabel berikut:
Tipe dan fungsi
|
Subjek
|
Predikat
|
Objek
|
Pelengkap
|
Keterangan
|
1.S-P
|
Orang itu
Saya
|
sedang tidur
mahasiswa baru
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
2.S-P-O
|
Ayahnya
Rani
|
mengendarai
mendapat
|
mobil baru
piagam
|
-
-
|
-
-
|
3.S-P-Pel
|
Beliau
Pancasila
|
menjadi
merupakan
|
-
-
|
ketua koperasi
dasar negara kita
|
-
-
|
4.S-P-Ket
|
Kami
Kecelakaan itu
|
tinggal
terjadi
|
-
-
|
-
-
|
di Jakarta
tahun 1999
|
5.S-P-O-Pel
|
Hasan
Diana
|
mengirimi
membelikan
|
ibunya
adiknya
|
uang
buku tulis
|
-
-
|
6.S-P-O-Ket
|
Pak Bejo
Beliau
|
menyimpan
memperlakukan
|
uang
kami
|
-
-
|
di bank
dengan baik
|
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar