Selasa, 03 November 2015

KALIMAT EFEKTIF
Pengertian Kalimat Efektif :
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Ciri-ciri Kalimat Efektif :
1.      Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.
2.      Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3.      Menggunakan diksi yang tepat.
4.      Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
5.      Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
6.      Melakukan penekanan ide pokok.
7.      Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8.      Menggunakan variasi struktur kalimat.
Syarat keefektifan kalimat :
1.        Kesepadanan, yaitu keseimbangan antara gagasan dan struktur kalimat yang dipakai.
2.        Kehematan, yaitu menghemat kata atau frasa yang tidak diperlukan.
3.        Kesejajaran bentuk, yaitu menempatkan gagasan yang sama penting dan sama fungsinya ke dalam struktur atau konstruksi gramatikal yang sama.
4.        Ketegasan atau penekanan, yaitu penekanan atau penonjolan ide kalimat. Penekanan dapat berupa penekanan subjek, predikat, atau keterangan.
5.        Kevariasian, yaitu variasi dalam menggunakan kosakata dan pola kalimat atau unsur-unsur penting dengan berbagai variasi.
6.        Kecermatan adalah bahwa kalimat tersebut tidak menimbulkan tafsir ganda dan tepat dalam pilihan kata.
7.        Kelogisan, yaitu bahwa ide kalimat dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

Menurut Setyawati (2010:10) ada tiga faktor penyebab seseorang salah dalam berbahasa, antara lain sebagai berikut:
1.    Terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya. Ini dapat berarti bahwa kesalahan berbahasa disebabkan oleh interferensi bahasa ibu atau bahasa pertama  (B1) terhadap bahasa kedua (B2) yang sedang dipelajari si pembelajar (siswa).
2.    Kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya.
3.    Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna.

Berikut ini beberapa kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
1. Mistake (salah)
              Merupakan penyimpangan struktur lahir yang terjadi karena penutur tidak mampu menentukan pilihan penggunaan ungkapan yang terjadi situasi dengan situasi yang ada. Mistake/kekeliruan, terjadi ketika seorang pembelajar tidak secara konsisten melakukan penyimpangan dalam berbahasa. Kadang-kadang pembelajar dapat mempergunakan kaidah/norma yang benar tetapi kadang-kadang mereka membuat kekeliruan dengan mempergunakan kaidah/norma dan bentuk-bentuk yang keliru.
Contoh:
”Rasanya panas. Kalau malam tidur di kamar, harus pakai kipas terus,”kata Nining.
Analisis : Kalimat rasanya panas untuk menggambarkan situasi udara yang panas adalah kurang tepat atau dapat dikatakan adanya kekurangtepatan penggunaan ungkapan terhadap situasi tersebut. Maka dari itu kalimat tersebut masuk dalam mistake. Seharusnya ungkapan tersebut menggunakan ungkapan “Udaranya panas” agar lebih tepat.

2. Selip
              Merupakan penyimpangan bentuk lahir karena beralihnya pusat perhatian topik pembicaraan secara sesaat (kelelahan bisa menimbulkan selip bahasa). Dengan demikian selip bahasa terjadi secara tidak disengaja. Kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh lapses tidak memiliki implikasi paedagogis yang berbahaya. Lapse, selip lidah, diartikan sebagai bentuk penyimpangan yang diakibatkan karena pembelajar kurang konsentrasi, rendahnya daya ingat atau sebab-sebab lain yang dapat terjadi kapan saja dan pada siapapun.
Contoh:
” Menjual barang tidak bisa memaksa orang membeli,” ujar Fauzi Aziz
Analisis : Selip bahasa terjadi pada kalimat tersebut. Selip terjadi karena kekurangtepatan kalimat yang digunakan yaitu kata yang diucapkan kurang. Seharusnya kata tersebut mendapat tambahan satu kata lagi agar tidak termasuk dalam selip bahasa. Kata yang dimaksud adalah kata untuk. Akan menjadi tidak selip ketika diucapkan ” Menjual barang tidak
bisa memaksa orang untuk membeli.

3. Silap
              Merupakan penyimpangan bentuk lahir dari struktur baku yang terjadi karena pemakai belum menguasai sepenuhnya kaidah bahasa. faktor yang mendorong timbulnya kesilapan adalah faktor kebahasaan yang mengikuti pola-pola tertentu.
Contoh:
 ”Semuanya sudah empat kali kejadian sama dengan yang sekarang ini.”
Analisis : Kalimat tersebut mengalami silap bahasa karena dalam kalimat tersebut terdapat kesalahan struktur dan kaidah kalimat dalam bahasa Indonesia yang benar. Kalimat tersebut akan bisa dikatakan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar jika ” Semuanya sudah empat kali terjadi, termasuk yang sekarang ini.

4.Kalimat Rancu
              Merupakan  kalimat yang struktur atau bagiannya ada yang rancu atau tidak sesuai penempatannya.
Contoh:
Pemerintah pun mulai menggaungkan dukungan kepada industri kreatif.
Analisis : Kata menggaungkan secara makna kurang tepat atau rancu jika diterapkan  dalam   kalimat tersebut. Kata menggaungkan tersebut dapat diganti dengan kata “menyampaikan, menyerukan dan sebagainya.”

5.Kalimat Ambigu
            Merupakan kalimat yang memiliki makna lebih dari satu/ membingungkan/ambigu.
Contoh:
Menurut Emi, salah seorang pemilik ruko yang terbakar, gudang oli itu mulai beroperasi sejak dua tahun lalu.
 Analisis: Kalimat tersebut merupakan kalimat yang ambigu atau menimbulkan tafsir ganda. Letak keambiguan dari kalimat tersebut adalah kita dapat menafsirkan makna kalimat tersebut dalam dua versi makna yaitu Emi ikut terbakar atau Emi hanyalah salah seorang dari pemilik ruko
yang ikut terbakar.

6. Adopsi
            Adopsi adalah mengambil semuanya dengan tidak mengurangi dan tidak menambahi.
Contoh:
Amblesnya tanggul setinggi 11 meter itu....
Analisis : Kata meter merupakan kata yang diadopsi dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu meter.

7. Terjemahan
            Terjemahan adalah interpretasi makna suatu teks dalam suatu bahasa (teks sumber) dan penghasilan teks yang merupakan padanan dalam bahasa lain (teks sasaran atau terjemahan) yang mengkomunikasikan pesan serupa.
Contoh:
Pencuri telepon genggam itu akhirnya diserahkan kepada polisi setelah dihajar warga.
Analisis : Kata telepon genggam merupakan bentuk terjemahan. Dikatakan bentuk terjemahan karena kata tersebut didapat dari menerjemahkan kata hand phone (telepon tangan/genggam) yang merupakan kata aslinya.

8. Adaptasi
            Adaptasi adalah menyesuaikan bentuk maupun lafalnya. Istilah “adaptasi” merupakan bahasa itu yang ber-/di adaptasi (oleh banyak faktor: lingkungan, geografis, dan sebagainya) sehingga menyebabkan variasi-variasi baik dalam bentuk atau pemakaiannya.
Contoh:                                              
Bahwa produk kreatif karya anak bangsa banyak yang unik.
Analisis : Kalimat tersebut mengandung dua kata yang mengalami adaptasi dari kata asing. Kata tersebut adalah produk yang berasal dari kata product. Selain kata tersebut adaptasi juga terjadi pada kata kreatif yang diadaptasi dari kata creative.



Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar